Translate

Selasa, 02 April 2013

Pertanyaanku Waktu Kecil

Oleh : Nina Djuwita Hastuti


Saya ingin berbagi sesuatu disini tentang pertanyaan saya waktu kecil. Tapi pertanyaan inilah yang akhirnya bisa membawa saya kedalam kebenaran dan mencari terus ilmu kebenaran, insya Allah sampai kapan pun sepanjang hidup saya sekarang dan berikutnya.

Waktu saya kecil, kira-kira masih SD, saya mempunyai pertanyaan. Pertanyaan itu adalah: “Apa Allah ini becanda dalam menciptakan manusia dengan isinya dan surga dan nerakanya? Kok sak enak udelNya, seperti anak-anak sedang bermain boneka Barbie. Kalau Barbie nurut, masuk surga, tapi kalau nakal lempar ke neraka.”

Pertanyaan ini muncul dari suatu peristiwa disaat bermain dengan teman-teman. “Tema” permainan waktu itu, tentang beribadah (bahasa anak-anaknya: sembahyang-sembahyangan). Lalu, apa kategori “menurut dan tidak menurut” itu? Oooh, mungkin kalau “menurut” itu dengan sembahyang dan berdoa. Lalu kami si anak-anak kecil pada (ceritanya) berdoa. Semua dapat bagian, ada yang Islam, Kristen, Hindu dan Budha (waktu itu Indonesia belum “oke” sama Kong Hu Cu).

Tapi dari sini muncul pertanyaan lanjutan lagi. Lha, dari semua agama yang ada, mana pula yang benar menurut Allah? Kalau masing-masing punya “Tuhan”nya sendiri-sendiri. Nanti jangan-jangan saya salah memilih agama, wah bisa kejebur di neraka dong kalau salah? (Sampai sekarang kan versi tentang agama ya seperti itu toh? Masing-masing agama adalah yang paling benar. Agama yang selain dia anut adalah salah. Bahkan yang paling membuat saya takut adalah waktu saya mengaji, dulu guru saya sempat menjelaskan bahwa pada saat mau kiamat nantinya –ini kiamat versi baheula ya, jaman dulu—Islam sendiri akan terbagi menjadi 72 aliran, dan hanya 1 yang benar. Wah, makin miris perasaan sayalah saat itu. Berapa persen manusia yang bisa Islam? Dan Islam aliran mana yang bisa masuk surga? Masa Allah seperti itu, masa Allah tidak bijak? Dan sebagainya).

Setelah bertahun-tahun cuma berharap bahwa saya memang beribadah dijalur yang benar (tentu dengan jurus pasrah saja seadanya), baru tahun 1995 saya menemukan jawaban yang sangat mencengangkan. Betapa tidak? Ternyata akhirnya ada yang bisa menjawab pertanyaan saya. Dan secara memuaskan. Dan sangat, amaaat sangat diluar dugaan. Rahasia yang benar-benar tertutup selama ini, yaitu sebab munculnya berbagai macam agama akhirnya saya dapatkan. Tapi mungkin kategori ilmunya (waktu itu) sangat berat. Sehingga kalau dibaca oleh manusia yang sinyal antenanya beda, bisa jadi dianggap mengada-ada, karena waktu itu jawaban yang saya peroleh dari Ibu Ririn sebagai lewatan ilmu kebenaran, benar-benar jawaban dengan kalimat yang sangat gamblang (kalimatnya to the point, tanpa tedeng aling-aling). Dibandingkan dengan buku-buku yang sudah beredar sekarang ini, bahasanya sudah sangat halus dan dijelaskan dengan sangat rinci dan sangat mengikuti tatanan ilmu bahasa “manusia” (maaf saya mengistilahkannya agak susah, tapi ibaratnya seperti itulah, “diperhalus”). Tapi walaupun demikian, sejak pertama kali itu, saya merasa puas dengan jawabannya. Selanjutnya, barulah mengalir ilmu Kebenaran lainnya yang nantinya akan diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Walau untuk saya pribadi adalah perjuangan besar dan berat untuk menerapkan ilmu Kebenaran didalam kehidupan sehari-hari, saya berusaha keras untuk meniadakan kata menyerah, kalau saya mau menyelamatkan fitrah saya dari virus dan nafsu. Tiap hari adalah pembelajaran, penyesuaian, dan ibarat kata ‘membelek’ (membelah) hati kita untuk bisa memahami kebenaran. Ketika semua dibenturkan pada hukum agama yang sudah lama berlaku, itulah ujian saya. Bisa atau tidakkah saya menembusnya. Dan kebetulan pula suami saya berasal dari lingkungan keluarga yang kental agamanya, yang menjadi ujian terdekat saya.

Dan saya percaya bahwa ilmu Allah masih banyak diluar sana, masih ada rahasia-rahasia lain yang belum terungkap dari seluruh ilmu Allah yang ada. Kenapa harus berhenti mencari? Kenapa harus berhenti pada pakem yang sudah ada, jika kita percaya bahwa Ilmu Allah itu tiada batas? Teruslah mencari…

Sampai sekarang pun saya masih terus belajar….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar