Translate

Sabtu, 30 Maret 2013

Arti Ilmu Kebenaran Bagi Hidup Saya.

Oleh : Mungki Pamungkas
Sebelumnya saya selalu berpikiran bahwa hidup yang ideal adalah hidup dengan harta yang berkecukupan dan dihormati orang. Saya pun kemudian berjuang untuk mendapatkan itu semua. Namun pada saat mengejarnya, saya justru masuk kedalam pusaran orang-orang yang mencari kekayaan, kekuasaan & kesaktian yang selalu menuntut saya untuk dapat memenuhi keinginan nafsunya. Semakin saya turuti keinginan mereka semakin mereka menuntut saya yang macam-macam. Dan tanpa terasa hal ini membuat saya menjadi orang yang ambisius karena saya beranggapan kalau saya ingin sukses saya harus menuruti keinginan mereka.
Apa yang saya dapat memang sangat berkecukupan, namun saya tidak bisa menikmatinya. Mungkin ini yang dibilang harta yang tidak ada berkahnya. Apa yang saya dapatkan pun saya "aku" seolah-olah itu adalah hasil kerja keras saya semata. Semakin lama saya menjalani hidup seperti ini justru semakin banyak masalah yang saya dapatkan. Setiap masalah yang saya hadapi semakin rumit karena saya selalu menyalahkan orang atau keadaan yang sedang terjadi saat itu. Sampai akhirnya saya merasa lelah menjalani hidup seperti ini.

Suatu ketika saya membaca buku-buku kebenaran, saya mencoba untuk meresapinya dalam-dalam. Dari situ saya sadar bahwa selama ini saya terlalu mengejar keinginan jasmani saya. Sepertinya Allah tiba-tiba mengingatkan saya bahwa apa yang selama ini saya kejar hanyalah fatamorgana. Karena seberapapun banyaknya harta yang kita miliki, itu hanyalah titipan. Melalui buku-buku kebenaran akhirnya saya jadi tahu bahwa tujuan kita hidup di dunia pada dasarnya hanyalah untuk menjadikan fitroh kita menjadi pemimpin atas nafsu yang menempel pd diri kita.

Dari situ saya jadi paham, apa yang harus saya kejar dalam hidup saya. Ambisi saya untuk mengejar keinginan jasmani pun sedikit demi sedikit terkikis. Saya merasa hidup saya justru semakin ringan dengan memasrahkan segala rezeki kepada Allah. Saya tidak menuntut apa-apa dalam menjalani hidup. Dan dalam menghadapi setiap masalah yang datang pun penyelesaiannya berbeda, karena saya selalu kembali ke subjek terlebih dahulu (Allah) baru menyelesaikannya secara hubungan dengan manusia. Hal ini menjadikan saya lebih ikhlas setiap menjalani ujian dari-Nya. Jalan keluar dari setiap masalah selalu saya dapatkan diluar dugaan saya. Saya merasa ada yang membimbing dan mengingatkan saya dari dalam terutama ketika saya bertemu dengan orang yang ingin memanfaatkan saya untuk memenuhi nafsunya.

Dengan berubahnya tujuan hidup, saya merasakan bahwa hidup sebenarnya sangat sederhana. Nafsu dan virus yang ada dalam diri kitalah yang membuat segalanya menjadi rumit. Namun demikian masih banyak yang harus saya pelajari dalam menjalani hidup, karena beberapa kali saya masih salah dalam menjawab ujian dari Allah. Maka dari itu saya membaca buku-buku kebenaran sesering mungkin dan mengamalkannya karena dari buku-buku itulah saya mendapatkan jawaban atas masalah hidup saya.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi yang membaca. Terimakasih.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar